Selasa, 30 Desember 2008

TOPOGRAFI

GEOLOGI

Geologi adalah Ilmu yang mempelajari bumi, komposisi, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses yang membentuknya.


Kata "geologi" pertama kali digunakan oleh Jean-André Deluc dalam tahun 1778 dan diperkenalkan sebagai istilah yang baku oleh Horace-Bénédict de Saussure pada tahun 1779.

Geologi telah membantu dalam menentukan umur Bumi yang diperkirakan sekitar 4.5 milyar (4.5x109) tahun, dan menentukan bahwa kulit bumi terpecah menjadi lempeng tektonik yang bergerak di atas mantel yang setengah cair (astenosfir) melalui proses yang sering disebut tektonik lempeng. 

Ahli Geologi membantu menemukan dan mengatur sumber daya alam yang ada di bumi, seperti minyak bumi, batu bara, dan juga bahan galian logam seperti besi, tembaga, dan uranium serta mineral lainnya yang memiliki nilai ekonomi, seperti asbes, mika, fosfat, zeolit, kuarsa, silika, belerang, klorin, dan helium.

Bidang disiplin atau bidang ilmu yang berhubungan:

Geomorfologi
Geomorfologi adalah ilmu yang mendeskripsikan, mendefinisikan, serta menjabarkan bentuk lahan dan proses-proses yang mengakibatkan terbentuknya lahan tersebut, serta mencari hubungan antara proses-proses dalam susunan keruangan (Van Zuidam, 1977).

Geologi Struktur
Geologi struktur Adalah cabang geologi yang berhubungan dengan proses geologi dimana suatu gaya telah menyebabkan transformasi bentuk, susunan, atau struktur internal batuan kedalam bentuk, susunan, atau susunan intenal yang lain.

Petrologi
Petrologi adalah bidang geologi yang berfokus pada studi mengenai batuan dan kondisi pembentukannya. Ada tiga tipe batuan: beku, metamorf, dan sedimen.

Mineralogi
Mineralogi merupakan ilmu bumi yang berfokus pada sifat kimia, struktur kristal, dan fisika (termasuk optik) dari mineral. Studi ini juga mencakup proses pembentukan dan perubahan mineral.

Geologi Panas Bumi
Geologi Panas Bumi adalah salah satu cabang ilmu geologi untuk mengetahui keberadaan reservoir panas bumi di bawah tanah (eksplorasi). Reservoir panas bumi merupakan jebakan air (atau air asin) yang terkena panas bumi sehingga menjadi uap dengan suhu dan tekanan tinggi.

Vulkanologi

Vulkanologi merupakan studi tentang gunung berapi, lava, magma, dan fenomena geologi yang berhubungan.

Sedimentologi
Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari pembentukan lapisan tanah karena pengendapan tanah yang mengalami perpindahan dari tempat lain. Contohnya adalah sedimentasi di delta sungai dan daerah sekitar gunung berapi. Ilmu ini berkaitan erat dengan pembentukan bahan galian seperti batubara, minyak bumi, emas, perak dsb.

Stratigrafi 
Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah Bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi antarlapisan yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi mengenai jenis batuan (litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif maupun absolutnya (kronostratigrafi). stratigrafi kita pelajari untuk mengetahui penyebaran batuan.

Paleontologi
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sejarah kehidupan di bumi termasuk hewan dan tumbuhan zaman lampau yang telah menjadi fosil.
Mikropaleontologi
Mikropaleontologi merupakan cabang paleontologi yang mempelajari mikrofosil. Mikrofosil adalah fosil yang umumnya berukuran tidak lebih besar dari empat millimeter, dan umumnya lebih kecil dari satu milimeter, sehingga untuk mempelajarinya dibutuhkan mikroskop cahaya ataupun elektron.

Palinologi

Palinologi merupakan ilmu yang mempelajari polinomorf yang ada saat ini dan fosilnya, diantaranya serbuk sari, sepura, dinoflagelata, kista, acritarchs, chitinozoa, dan scolecodont, bersama dengan partikel material organik dan kerogen yang terdapat pada sedimen dan batuan sedimen.


Geologi Sejarah
Bidang ini berfokus pada proses-proses geologi yang mengubah permukaan dan bawah permukaan bumi, dan penggunaan stratigrafi, geologi struktur, serta paleontologi untuk menjelaskan urutan kejadian tersebut. Bidang ini juga berfokus pada evolusi tumbuhan dan binatang selama periode waktu berbeda dalam skala waktu geologi.

Geologi Arkeologi 
Geologi Arkeologi merupakan bagian dari geologi yang menekankan nilai dari penyusun bumi untuk kehidupan manusia.

Geologi Ekonomi 
Geologi ekonomi berhubungan dengan material bumi yang dapat digunakan untuk tujuan ekonomi dan industri. 

Geologi Minyak Bumi
Geologi minyak bumi adalah salah satu cabang ilmu geologi untuk mengetahui keberadaan minyak bumi di bawah tanah, kemudian mengeksplorasi dan memproduksinya.

Petrofisik
Petrofisik adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat fisik dari suatu batuan.

Geologi Pertambangan
Geologi tambang adalah salah satu cabang ilmu geologi untuk mengetahui keberadaan (eksplorasi) bahan galian (mineral) di permukaan atau di bawah tanah.

Geologi Rekayasa
Geologi rekayasa adalah penerapan ilmu geologi dalam praktek rekayasa untuk tujuan menjamin faktor-faktor geologi yang mempengaruhi lokasi, disain, konstruksi, operasi dan perawatan pekerjaan rekayasa telah dikenali dan diperhitungkan dengan matang. Penelitian geologi rekayasa dapat dilakukan pada waktu perencanaan, analisa dampak lingkungan, disain rekayasa sipil, rekayasa optimasi dan tahapan konstruksi proyek umum dan swasta, serta pada tahap setelah konstruksi dan penyelidikan proyek.

Geologi Lingkungan
Geologi lingkungan menyangkut studi mengenai hubungan manusia dengan lingkungan geologi termasuk didalamnya biosfer, lithosfer, hidrosfer, dan sebagian atmosfer.

Hidrogeologi
Hidrogeologi merupakan bagian dari hidrologi yang mempelajari penyebaran dan pergerakan air tanah dalam tanah dan batuan di kerak bumi.

Ilmu Tanah
Ilmu tanah adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk tanah. Tanah adalah lapisan yang menyeliputi bumi antara litosfer (batuan yang membentuk kerak bumi) and atmosfer. Tanah adalah tempat tumbuhnya tanaman dan mendukung hewan dan manusia.

Geologi Kelautan
Geologi kelautan mencakup penelitian geofisika, geokimia, sedimentologi, dan paleontologi di dasar samudera dan daerah pesisir. Geologi kelautan berkaitan erat dengan oseanografi fisik dan tektonik lempeng.

Paleoklimatologi
Paleoklimatologi merupakan ilmu mengenai perubahan iklim yang terjadi dalam seluruh rentang sejarah bumi.

Seismologi
Seismologi adalah ilmu yang mempelajari fenomena getaran pada bumi.

Speleologi
Speleologi adalah ilmu yang mempelajari gua termasuk proses pembuatannya (speleogenesis), struktur, fisik, sejarah dan aspek biologis. Asal kata speleologi berasal dari bahasa Yunani spelaion yang berarti gua dan logos yang berarti ilmu. Speleologi sering dikaitkan dengan aktivitas penjelajahan gua yang dikenal dengan istilah caving.

Geomikrobiologi
Geomikrobiologi adalah ilmu yang menggabungkan geologi dan mikrobiologi, dan mempelajari interaksi organisme mikroskopis dengan lingkungan anorganik, seperti pada batuan sedimen. Bidang ini menjadi penting ketika berhubungan dengan mikroorganisme dalam akuifer dan suplai air minum umum.

FOSIL

FOSIL

Fosil, dari bahasa Latin fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah", adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus segera tertutup sedimen. Oleh para pakar dibedakan beberapa macam fosil. Ada fosil batu biasa, fosil yang terbentuk dalam batu ambar, fosil ter, seperti yang terbentuk di sumur ter La Brea di Kalifornia. Hewan atau tumbuhan yang dikira sudah punah tetapi ternyata masih ada disebut fosil hidup. Fosil yang paling umum adalah kerangka yang tersisa seperti cangkang, gigi dan tulang. Fosil jaringan lunak sangat jarang ditemukan.Ilmu yang mempelajari fosil adalah paleontologi, yang juga merupakan cabang ilmu yang direngkuh arkeologi.

Secara singkat definisi dari fosil harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
*Sisa-sisa organisme.
*Terawetkan secara alamiah.
*Pada umumnya padat/kompak/keras.
*Berumur lebih dari 11.000 tahun.



Fosilisasi

Fosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang mengalami pengawetan secara menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja. Terdapat beberapa syarat terjadinya pemfosilan yaitu antara lain:
*Organisme mempunyai bagian tubuh yang keras
*Mengalami pengawetan
*Terbebas dari bakteri pembusuk
*Terjadi secara alamiah
*Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit
*Umurnya lebih dari 10.000 tahun yang lalu.


Fosil hidup

Istilah "fosil hidup" adalah istilah yang digunakan suatu spesies hidup yang menyerupai sebuah spesies yang hanya diketahui dari fosil. Beberapa fosil hidup antara lain ikan coelacanth dan pohon ginkgo. Fosil hidup juga dapat mengacu kepada sebuah spesies hidup yang tidak memiliki spesies dekat lainnya atau sebuah kelompok kecil spesies dekat yang tidak memiliki spesies dekat lainnya. Contoh dari kriteria terakhir ini adalah nautilus.


Dimana fosil ditemukan?

Kebanyakan fosil ditemukan dalam batuan endapan (sedimen) yang permukaannya terbuka. Batu karang yang mengandung banyak fosil disebut fosiliferus. Tipe-tipe fosil yang terkandung di dalam batuan tergantung dari tipe lingkungan tempat sedimen secara ilmiah terendapkan. Sedimen laut, dari garis pantai dan laut dangkal, biasanya mengandung paling banyak fosil.


Bagaimana Fosil Terbentuk?

Fosil terbentuk dari proses dari proses penghancuran peninggalan organisme yang pernah hidup. Hal ini sering terjadi ketika tumbuhan atau hewan terkubur dalam kondisi lingkungan yang bebas oksigen. Fosil yang ada jarang terawetkan dalam bentuknya yang asli. Dalam beberapa kasus, kandungan mineralnya berubah secara kimiawi atau sisa-sisanya terlarut semua sehingga digantikan dengan cetakan.



Pemanfaatan Fosil

Fosil penting untuk memahami sejarah batuan sedimen bumi. Subdivisi dari waktu geologi dan kecocokannya dengan lapisan batuan tergantung pada fosil.Organisme berubah sesuai dengan berjalannya waktu dan perubahan ini digunakan untuk menandai periode waktu. Sebagai contoh, batuan yang mengandung fosil graptolit harus diberi tanggal dari era paleozoikum. Persebaran geografi fosil memungkinkan para ahli geologi untuk mencocokan susunan batuan dari bagian-bagian lain di dunia.

macam - macam batuan

Macam-Macam Batuan :


Batuan beku (igneous rocks)

Terbentuk karena pembekuan magma, tersusun dari mineral-mineral primer (silikat), instrusi, ekstrusi, hidrotermal, masiv, kompak

Contoh batuan : Riolit, Andesit, Granit, Diorit, Gabro, Peridotit, Basalt



Batuan sedimen (sedimentary rocks)

Terbentuk karena adanya proses pelapukan, transportasi dan pengendapan, tersusun terutama dari mineral-mineral sekunder, foliated, fosil, struktur sedimen, struktur geologi.

Dalam Pengertian lain batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil pengendapan baik secara mekanik, kimia, maupun organik.

Contoh B.S. mekanik :

Breksi, Konglomerat, Batu pasir, Lanau, Batu Lumpur, Lempung, Napal.


Contoh B.S.( organik ) - kimiawi : 

Antrasit, Batubara, Grafit, gambut dan lignit, radiolarit


Contoh B.S.kimiawi : 

Gips, Batu Garam, Anhidrit, Magnesit, Gamping traveltin


Batuan malihan (metamorphosis rocks)

Terbentuk karena proses pemanasan, tekanan dan waktu, tersusun dari mineral-mineral ubahan, masiv, foliated. Dalam pengertian lain Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk oleh proses metamorfisme pada batuan yang telah ada sebelumnya.

Contoh Batuan : Serpentinit, kuarsit, Batubara

geoloogist

Umur Batubara

Pembentukan batubara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu (jtl), adalah masa pembentukan batubara yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batubara (black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.

Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batubara yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di pelbagai belahan bumi lain.


Materi Pembentuk Batubara

Hampir seluruh pembentuk batubara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batubara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:
Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batubara dari perioda ini.
Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batubara dari perioda ini.
Pteridofita, umur Devon Atas hingga KArbon Atas. Materi utama pembentuk batubara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batubara Permian seperti di Australia, India dan Afrika.
Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.


Kelas dan Jenis Batubara

Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batubara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.
Antrasit adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batubara yang paling banyak ditambang di Australia.
Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
Lignit atau batubara coklat adalah batubara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.


Pembentukan Batubara

Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batubara disebut dengan istilah pembatubaraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:
Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.


Batubara di Indonesia

Di Indonesia, endapan batubara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan), pada umumnya endapan batubara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai batubara berumur Eosen atau sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen atau sekitar Tersier Atas, kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurut Skala waktu geologi.

Batubara ini terbentuk dari endapan gambut pada iklim purba sekitar khatulistiwa yang mirip dengan kondisi kini. Beberapa diantaranya tegolong kubah gambut yang terbentuk di atas muka air tanah rata-rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata lain, kubah gambut ini terbentuk pada kondisi dimana mineral-mineral anorganik yang terbawa air dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batubara yang berkadar abu dan sulfur rendah dan menebal secara lokal. Hal ini sangat umum dijumpai pada batubara Miosen. Sebaliknya, endapan batubara Eosen umumnya lebih tipis, berkadar abu dan sulfur tinggi. Kedua umur endapan batubara ini terbentuk pada lingkungan lakustrin, dataran pantai atau delta, mirip dengan daerah pembentukan gambut yang terjadi saat ini di daerah timur Sumatera dan sebagian besar Kalimantan.[1]


Endapan Batubara Eosen

Endapan ini terbentuk pada tatanan tektonik ekstensional yang dimulai sekitar Tersier Bawah atau Paleogen pada cekungan-cekungan sedimen di Sumatera dan Kalimantan.

Ekstensi berumur Eosen ini terjadi sepanjang tepian Paparan Sunda, dari sebelah barat Sulawesi, Kalimantan bagian timur, Laut Jawa hingga Sumatera. Dari batuan sedimen yang pernah ditemukan dapat diketahui bahwa pengendapan berlangsung mulai terjadi pada Eosen Tengah. Pemekaran Tersier Bawah yang terjadi pada Paparan Sunda ini ditafsirkan berada pada tatanan busur dalam, yang disebabkan terutama oleh gerak penunjaman Lempeng Indo-Australia.[2] Lingkungan pengendapan mula-mula pada saat Paleogen itu non-marin, terutama fluviatil, kipas aluvial dan endapan danau yang dangkal.

Di Kalimantan bagian tenggara, pengendapan batubara terjadi sekitar Eosen Tengah - Atas namun di Sumatera umurnya lebih muda, yakni Eosen Atas hingga Oligosen Bawah. Di Sumatera bagian tengah, endapan fluvial yang terjadi pada fasa awal kemudian ditutupi oleh endapan danau (non-marin).[2] Berbeda dengan yang terjadi di Kalimantan bagian tenggara dimana endapan fluvial kemudian ditutupi oleh lapisan batubara yang terjadi pada dataran pantai yang kemudian ditutupi di atasnya secara transgresif oleh sedimen marin berumur Eosen Atas.[3]

Endapan batubara Eosen yang telah umum dikenal terjadi pada cekungan berikut: Pasir dan Asam-asam (Kalimantan Selatan dan Timur), Barito (Kalimantan Selatan), Kutai Atas (Kalimantan Tengah dan Timur), Melawi dan Ketungau (Kalimantan Barat), Tarakan (Kalimantan Timur), Ombilin (Sumatera Barat) dan Sumatera Tengah (Riau).

Dibawah ini adalah kualitas rata-rata dari beberapa endapan batubara Eosen di Indonesia.Tambang Cekungan Perusahaan Kadar air total (%ar) Kadar air inheren (%ad) Kadar abu (%ad) Zat terbang (%ad) Belerang (%ad) Nilai energi (kkal/kg)(ad)
Satui Asam-asam PT Arutmin Indonesia 10.00 7.00 8.00 41.50 0.80 6800
Senakin Pasir PT Arutmin Indonesia 9.00 4.00 15.00 39.50 0.70 6400
Petangis Pasir PT BHP Kendilo Coal 11.00 4.40 12.00 40.50 0.80 6700
Ombilin Ombilin PT Bukit Asam 12.00 6.50 <8.00 36.50 0.50 - 0.60 6900
Parambahan Ombilin PT Allied Indo Coal 4.00 - 10.00 (ar) 37.30 (ar) 0.50 (ar) 6900 (ar)


(ar) - as received, (ad) - air dried, Sumber: Indonesian Coal Mining Association, 1998


Endapan Batubara Miosen

Pada Miosen Awal, pemekaran regional Tersier Bawah - Tengah pada Paparan Sunda telah berakhir. Pada Kala Oligosen hingga Awal Miosen ini terjadi transgresi marin pada kawasan yang luas dimana terendapkan sedimen marin klastik yang tebal dan perselingan sekuen batugamping. Pengangkatan dan kompresi adalah kenampakan yang umum pada tektonik Neogen di Kalimantan maupun Sumatera. Endapan batubara Miosen yang ekonomis terutama terdapat di Cekungan Kutai bagian bawah (Kalimantan Timur), Cekungan Barito (Kalimantan Selatan) dan Cekungan Sumatera bagian selatan. Batubara Miosen juga secara ekonomis ditambang di Cekungan Bengkulu.

Batubara ini umumnya terdeposisi pada lingkungan fluvial, delta dan dataran pantai yang mirip dengan daerah pembentukan gambut saat ini di Sumatera bagian timur. Ciri utama lainnya adalah kadar abu dan belerang yang rendah. Namun kebanyakan sumberdaya batubara Miosen ini tergolong sub-bituminus atau lignit sehingga kurang ekonomis kecuali jika sangat tebal (PT Adaro) atau lokasi geografisnya menguntungkan. Namun batubara Miosen di beberapa lokasi juga tergolong kelas yang tinggi seperti pada Cebakan Pinang dan Prima (PT KPC), endapan batubara di sekitar hilir Sungai Mahakam, Kalimantan Timur dan beberapa lokasi di dekat Tanjungenim, Cekungan Sumatera bagian selatan.

Tabel dibawah ini menunjukan kualitas rata-rata dari beberapa endapan batubara Miosen di Indonesia.Tambang Cekungan Perusahaan Kadar air total (%ar) Kadar air inheren (%ad) Kadar abu (%ad) Zat terbang (%ad) Belerang (%ad) Nilai energi (kkal/kg)(ad)
Prima Kutai PT Kaltim Prima Coal 9.00 - 4.00 39.00 0.50 6800 (ar)
Pinang Kutai PT Kaltim Prima Coal 13.00 - 7.00 37.50 0.40 6200 (ar)
Roto South Pasir PT Kideco Jaya Agung 24.00 - 3.00 40.00 0.20 5200 (ar)
Binungan Tarakan PT Berau Coal 18.00 14.00 4.20 40.10 0.50 6100 (ad)
Lati Tarakan PT Berau Coal 24.60 16.00 4.30 37.80 0.90 5800 (ad)
Air Laya Sumatera bagian selatan PT Bukit Asam 24.00 - 5.30 34.60 0.49 5300 (ad)
Paringin Barito PT Adaro 24.00 18.00 4.00 40.00 0.10 5950 (ad)


(ar) - as received, (ad) - air dried, Sumber: Indonesian Coal Mining Association, 1998


Sumberdaya Batubara

Potensi sumberdaya batubara di Indonesia sangat melimpah, terutama di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera, sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai batubara walaupun dalam jumlah kecil dan belum dapat ditentukan keekonomisannya, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua, dan Sulawesi.

Di Indonesia, batubara merupakan bahan bakar utama selain solar (diesel fuel) yang telah umum digunakan pada banyak industri, dari segi ekonomis batubara jauh lebih hemat dibandingkan solar, dengan perbandingan sebagai berikut: Solar Rp 0,74/kilokalori sedangkan batubara hanya Rp 0,09/kilokalori, (berdasarkan harga solar industri Rp. 6.200/liter).

Dari segi kuantitas batubara termasuk cadangan energi fosil terpenting bagi Indonesia. Jumlahnya sangat berlimpah, mencapai puluhan milyar ton. Jumlah ini sebenarnya cukup untuk memasok kebutuhan energi listrik hingga ratusan tahun ke depan. Sayangnya, Indonesia tidak mungkin membakar habis batubara dan mengubahnya menjadi energis listrik melalui PLTU. Selain mengotori lingkungan melalui polutan CO2, SO2, NOx dan CxHy cara ini dinilai kurang efisien dan kurang memberi nilai tambah tinggi.

Batubara sebaiknya tidak langsung dibakar, akan lebih bermakna dan efisien jika dikonversi menjadi migas sintetis, atau bahan petrokimia lain yang bernilai ekonomi tinggi. Dua cara yang dipertimbangkan dalam hal ini adalah likuifikasi (pencairan) dan gasifikasi (penyubliman) batubara.

Membakar batubara secara langsung (direct burning) telah dikembangkan teknologinya secara continue, yang bertujuan untuk mencapai efisiensi pembakaran yang maksimum, cara-cara pembakaran langsung seperti: fixed grate, chain grate, fluidized bed, pulverized, dan lain-lain, masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahannya.




Gasifikasi Batubara

Coal gasification adalah sebuah proses untuk merubah batubara padat menjadi gas batu bara yang mudah terbakar (combustible gases), setelah proses pemurnian gas-gas ini CO (karbon monoksida), karbon dioksida (CO2), hidrogen (H), metan (CH4), dan nitrogen (N2) – dapat digunakan sebagai bahan bakar. hanya menggunakan udara dan uap air sebagai reacting-gas kemudian menghasilkan water gas atau coal gas, gasifikasi secara nyata mempunyai tingkat emisi udara, kotoran padat dan limbah terendah.

Tetapi, batubara bukanlah bahan bakar yang sempurna. Terikat didalamnya adalah sulfur dan nitrogen, bila batubara ini terbakar kotoran-kotoran ini akan dilepaskan ke udara, bila mengapung di udara zat kimia ini dapat menggabung dengan uap air (seperti contoh kabut) dan tetesan yang jatuh ke tanah seburuk bentuk asam sulfurik dan nitrit, disebut sebagai "hujan asam" “acid rain”. Disini juga ada noda mineral kecil, termasuk kotoran yang umum tercampur dengan batubara, partikel kecil ini tidak terbakar dan membuat debu yang tertinggal di coal combustor, beberapa partikel kecil ini juga tertangkap di putaran combustion gases bersama dengan uap air, dari asap yang keluar dari cerobong beberapa partikel kecil ini adalah sangat kecil setara dengan rambut manusia.


Bagaimana membuat batubara bersih....?

Ada beberapa cara. Contoh sulfur, sulfur adalah zat kimia kekuningan yang ada sedikit di batubara, pada beberapa batubara yang ditemukan di Ohio, Pennsylvania, West Virginia dan eastern states lainnya, sulfur terdiri dari 3 sampai 10 % dari berat batu bara, beberapa batu bara yang ditemukan di Wyoming, Montana dan negara-negara bagian sebelah barat lainnya sulfur hanya sekitar 1/100ths (lebih kecil dari 1%) dari berat batubara. Penting bahwa sebagian besar sulfur ini dibuang sbelum mencapai cerobong asap.

Satu cara untuk membersihkan batubara adalah dengan cara mudah memecah batubara ke bongkahan yang lebih kecil dan mencucinya. Beberapa sulfur yang ada sebagai bintik kecil di batu bara disebut sebagai "pyritic sulfur " karena ini dikombinasikan dengan besi menjadi bentuk iron pyrite, selain itu dikenal sebagai "fool's gold” dapat dipisahkan dari batubara. Secara khusus pada proses satu kali, bongkahan batubara dimasukkan ke dalam tangki besar yang terisi air , batubara mengambang ke permukaan ketika kotoran sulfur tenggelam. Fasilitas pencucian ini dinamakan "coal preparation plants" yang membersihkan batubara dari pengotor-pengotornya.

Tidak semua sulfur bisa dibersihkan dengan cara ini, bagaimanapun sulfur pada batubara adalah secara kimia benar-benar terikat dengan molekul karbonnya, tipe sulfur ini disebut "organic sulfur," dan pencucian tak akan menghilangkannya. Beberapa proses telah dicoba untuk mencampur batubara dengan bahan kimia yang membebaskan sulfur pergi dari molekul batubara, tetapi kebanyakan proses ini sudah terbukti terlalu mahal, ilmuan masih bekerja untuk mengurangi biaya dari prose pencucian kimia ini.

Kebanyakan pembangkit tenaga listrik modern dan semua fasilitas yang dibangun setelah 1978 — telah diwajibkan untuk mempunyai alat khusus yang dipasang untuk membuang sulfur dari gas hasil pembakaran batubara sebelum gas ini naik menuju cerobong asap. Alat ini sebenarnya adalah "flue gas desulfurization units," tetapi banyak orang menyebutnya "scrubbers" — karena mereka men-scrub (menggosok) sulfur keluar dari asap yang dikeluarkan oleh tungku pembakar batubara.


Membuang NOx dari batubara

Nitrogen secara umum adalah bagian yang besar dari pada udara yang dihirup, pada kenyataannya 80% dari udara adalah nitrogen, secara normal atom-atom nitrogen mengambang terikat satu sama lainnya seperti pasangan kimia, tetapi ketika udara dipanaskan seperti pada nyala api boiler (3000 F=1648 C), atom nitrogen ini terpecah dan terikat dengan oksigen, bentuk ini sebagai nitrogen oksida atau kadang kala itu disebut sebagai NOx. NOx juga dapat dibentuk dari atom nitrogen yang terjebak didalam batubara.

Di udara, NOx adalah polutan yang dapat menyebabkan kabut coklat yang kabur yang kadang kala terlihat di seputar kota besar, juga sebagai polusi yang membentuk “acid rain” (hujan asam), dan dapat membantu terbentuknya sesuatu yang disebut “ground level ozone”, tipe lain dari pada polusi yang dapat membuat kotornya udara.

Salah satu cara terbaik untuk mengurangi NOx adalah menghindari dari bentukan asalnya, beberapa cara telah ditemukan untuk membakar barubara di pemabakar dimana ada lebih banyak bahan bakar dari pada udara di ruang pembakaran yang terpanas. Di bawah kondisi ini kebanyakan oksigen terkombinasikan dengan bahan bakar daripada dengan nitrogen. Campuran pembakaran kemudian dikirim ke ruang pembakaran yang kedua dimana terdapat proses yang mirip berulang-ulang sampai semua bahan bakar habis terbakar. Konsep ini disebut "staged combustion" karena batubara dibakar secara bertahap. Kadang disebut juga sebagai "low-NOx burners" dan telah dikembangkan sehingga dapat mengurangi kangdungan Nox yang terlepas di uadara lebih dari separuh. Ada juga teknologi baru yang bekerja seperti "scubbers" yang membersihkan NOX dari flue gases (asap) dari boiler batu bara. Beberapa dari alat ini menggunakan bahan kimia khusus yang disebut katalis yang mengurai bagian NOx menjadi gas yang tidak berpolusi, walaupun alat ini lebih mahal dari "low-NOx burners," namun dapat menekan lebih dari 90% polusi Nox.

Cadangan Batubara Dunia

 
Daerah batubara di Amerika Serikat

Pada tahun 1996 diestimasikan terdapat sekitar satu exagram (1 × 1015 kg atau 1 trilyun ton) total batubara yang dapat ditambang menggunakan teknologi tambang saat ini, diperkirakan setengahnya merupakan batubara keras. Nilai energi dari semua batubara dunia adalah 290 zettajoules.[4] Dengan konsumsi global saat ini adalah 15 terawatt,[5] terdapat cukup batubara untuk menyediakan energi bagi seluruh dunia untuk 600 tahun.

British Petroleum, pada Laporan Tahunan 2006, memperkirakan pada akhir 2005, terdapat 909.064 juta ton cadangan batubara dunia yang terbukti (9,236 × 1014 kg), atau cukup untuk 155 tahun (cadangan ke rasio produksi). Angka ini hanya cadangan yang diklasifikasikan terbukti, program bor eksplorasi oleh perusahaan tambang, terutama sekali daerah yang di bawah eksplorasi, terus memberikan cadangan baru.

Departemen Energi Amerika Serikat memperkirakan cadangan batubara di Amerika Serikat sekitar 1.081.279 juta ton (9,81 × 1014 kg), yang setara dengan 4.786 BBOE (billion barrels of oil equivalent).[6] The United States Department of Energy uses estimates of coal reserves in the region of 1,081,279 million short tons (9.81 × 1014 kg), which is about 4,786 BBOE (billion barrel of oil equivalent) (1,081,279*0.907186*4.879) .[7] The amount of coal burned during 2001 was calculated as 2.337 GTOE (gigatonnes of oil equivalent), which is about 46 million barrels of oil equivalent per day.[8] Were consumption to continue at that rate those reserves would last about 285 years. As a comparison natural gas provided 51 million barrels (oil equivalent), and oil 76 million barrels, per day during 2001.

Of the 3 fossil fuels coal has the most widely distributed reserves, and coal is mined in over 100 countries, and on all continents except Antarctica. The largest reserves are found in the USA, Russia, Australia, China, India and South Africa.-->
Cadangan batubara dunia pada akhir 2005 (dalam juta ton)[9][10][11][12]Negara Bituminus (termasuk antrasit) Sub-bituminus Lignit TOTAL
 Amerika Serikat 115.891 101.021 33.082 249.994
 Federasi Rusia 49.088 97.472 10.450 157.010
 China 62.200 33.700 18.600 114.500
 India 82.396 2.000 84.396
 Australia 42.550 1.840 37.700 82.090
 Jerman 23.000 43.000 66.000
 Afrika Selatan 49.520 49.520
 Ukraina 16.274 15.946 1.933 34.153
 Kazakhstan 31.000 3.000 34.000
 Polandia 20.300 1.860 22.160
Serbia, Montenegro 64 1.460 14.732 16.256
 Brasil 11.929 11.929
 Kolombia 6.267 381 6.648
 Kanada 3.471 871 2.236 6.578
Ceko 2.114 3.414 150 5.678
 Indonesia 790 1.430 3.150 5.370
 Botswana 4.300 4.300
 Uzbekistan 1.000 3.000 4.000
 Turki 278 761 2.650 3.689
 Yunani 2.874 2.874
 Bulgaria 13 233 2.465 2.711
 Pakistan 2.265 2.265
 Iran 1.710 1.710
 Britania Raya 1.000 500 1.500
 Rumania 1 35 1.421 1.457
 Thailand 1.268 1.268
 Meksiko 860 300 51 1.211
 Chili 31 1.150 1.181
 Hongaria 80 1.017 1.097
 Peru 960 100 1060
 Kirgiztan 812 812
 Jepang 773 773
 Spanyol 200 400 60 660
 Korea Utara 300 300 600
 Selandia Baru 33 206 333 572
 Zimbabwe 502 502
 Belanda 497 497
 Venezuela 479 479
 Argentina 430 430
 Filipina 232 100 332
 Slovenia 40 235 275
 Mozambik 212 212
 Swaziland 208 208
 Tanzania 200 200
 Nigeria 21 169 190
 Greenland, Denmark 183 183
 Slowakia 172 172
 Vietnam 150 150
Kongo 88 88
 Korea Selatan 78 78
 Niger 70 70
 Afganistan 66 66
 Aljazair 40 40
 Kroasia 6 33 39
 Portugal 3 33 36
 Prancis 22 14 36
 Italia 27 7 34
 Austria 25 25
 Ekuador 24 24
 Mesir 22 22
 Irlandia 14 14
 Zambia 10 10
 Malaysia 4 4
 Republik Afrika Tengah 3 3
 Myanmar 2 2
 Malawi 2 2
 Kaledonia Baru 2 2
 Nepal 2 2
 Bolivia 1 1
 Norwegia 1 1
 Taiwan 1 1
 Swedia 1 1



Negara Pengekspor Batubara Utama


  1. Pengekspor batubara berdasarkan negara dan tahun
    (dalam juta ton)[13]Negara 2003 2004
     Australia 238,1 247,6
     Amerika Serikat 43,0 48,0
     Afrika Selatan 78,7 74,9
     Bekas Uni Soviet 41,0 55,7
     Polandia 16,4 16,3
     Kanada 27,7 28,8
     Republik Rakyat Cina 103,4 95,5
    Amerika Selatan 57,8 65,9
     Indonesia 107,8 131,4


Selasa, 23 Desember 2008

kristalografi

Kristalografi adalah suatu cabang dari mineralogi yang mempelajari sistemsistem

kristal. Suatu kristal dapat didefinisikan sebagai padatan yang secara

esensial mempunyai pola difraksi tertentu (Senechal, 1995 dalam Hibbard,

2002). Jadi, suatu kristal adalah suatu padatan dengan susunan atom

yang berulang secara tiga dimensional yang dapat mendifraksi sinar X. Kristal

secara sederhana dapat didefinisikan sebagai zat padat yang mempunyai

susunan atom atau molekul yang teratur. Keteraturannya tercermin dalam

permukaan kristal yang berupa bidang-bidang datar dan rata yang mengikuti

pola-pola tertentu.





Bidang-bidang datar ini disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut antara

bidang-bidang muka kristal yang saling berpotongan besarnya selalu

tetap pada suatu kristal. Bidang muka kristal itu baik letak maupun arahnya

ditentukan oleh perpotongannya dengan sumbu-sumbu kristal. Dalam

sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan yang lurus yang menem-

bus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut mempunyai satuan

panjang yang disebut sebagai parameter.





2.1 Kimia Kristal

Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat mendasar, beberapa

sifat-sifat mineral/kristal tergantung kepadanya. Sifat-sifat mineral/

kristal tidak hanya tergantung kepada komposisi tetapi juga kepada

susunan meruang dari atom-atom penyusun dan ikatan antar atom-atom

penyusun kristal/mineral.





Komposisi kimia kerak bumi



Bumi dibagi menjadi:

_ kerak

_ mantel, dan

_ inti bumi

ketebalan kerak bumi di bawah kerak benua sekitar 36 km dan di bawah kerak

samudra berkisar antara 10 sampai 13 km. Batas antara kerak dengan mantel

dikenal dengan Mohorovicic discontinuity.



Kimia kristal Sejak penemuan sinar X, penyelidikan kristalografisinar X

telah mengem-bangkan pengertian kita tentang hubungan antara kimia dan

struktur. Tujuannya adalah: 1) untuk mengetahui hubungan antara susunan

atom dan komposisi kimia dari suatu jenis kristal. 2) dalam bidang geokimia

tujuan mempelajari kimia kristal adalah untuk memprediksi struktur kristal

dari komposisi kimia dengan diberikan temperatur dan tekanan.



Daya Ikat dalam Kristal

Daya yang mengikat atom (atau ion, atau grup ion) dari zat pada kristalin

adalah bersifat listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat berkaitan dengan

sifat-sifat fisik dan kimia dari mineral. Kekerasan, belahan, daya lebur, kelistrikan

dan konduktivitas termal, dan koefisien ekspansi termal berhubungan

secara langsung terhadap daya ikat. 

 
Secara umum, ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi, titik leleh

yang lebih tinggi dan koefisien ekspansi termal yang lebih rendah. Ikatan

kimia dari suatu kristal dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu: ionik, kovalen,

logam dan van der Waals.



2.2 Sistem kristal



Hingga saat ini baru terdapat 7 macam sistem kristal. Dasar penggolongan

sistem kristal tersebut ada tiga hal, yaitu:

_ jumlah sumbu kristal,

_ letak sumbu kristal yang satu dengan yang lain

_ parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu kristal



Adapun ke tujuh sistem kristal tersebut adalah:



2.2.1 Sistem isometrik

Sistem ini juga disebut sistem reguler, bahkan sering dikenal sebagai sistem

kubus/kubik (Gambar 2.1). Jumlah sumbu kristalnya 3 dan saling tegak lurus

satu dengan yang lainnya. Masing-masing sumbu sama panjangnya.



2.2.2 Sistem tetragonal

Sama dengan sistem isometrik, sistem ini mempunyai 3 sumbu kristal yang

masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang yang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang

atau lebih pendek (umumnya lebih panjang). 



2.2.3 Sistem rombis

Sistem ini disebut juga orthorombis  dan mempunyai 3 sumbu

kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lain. Ketiga sumbu kristal

tersebut mempunyai panjang yang berbeda.



2.2.4 Sistem heksagonal

Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap

ketiga sumbu yang lain. Sumbu a, b, dan d masing-masing saling membentuk

sudut 120_ satu terhadap yang lain. Sumbu a, b, dan d

mempunyai panjang yang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih

panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).
 


 2.2.5 Sistem trigonal

Beberapa ahli memasukkan sistem ini ke dalam sistem heksagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya bila

pada trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang berbentuk segienam kemudian

dibuat segitiga degnan menghubungkan dua titik sudut yang melewati

satu titik sudutnya.





2.2.6 Sistem monoklin

Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu

yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b; b tegak lurus

terhadap c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu

tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang

paling panjang dan sumbu b yang paling pendek.



2.2.7 Sistem triklin

Sistem ini mempunyai tiga sumbu yang satu dengan lainnya tidak saling tegak

lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.



2.3 Unsur-unsur simetri kristal

Dari masing-masing sistem kristal dapat dibagi lebih lanjut menjadi klas-klas

kristal yang jumlahnya 32 klas. Penentuan klasi_kasi kristal tergantung dari

banyaknya unsur-unsur simetri yang terkandung di dalamnya. Unsur-unsur

simetri tersebut meliputi:

1. bidang simetri

2. sumbu simetri

3. pusat simetri



2.3.1 Bidang simetri

Bidang simetri adalah bidang bayangan yang dapat membelah kristal menjadi

dua bagian yang sama, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan

dari yang lain. Bidang simetri ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bidang

simetri aksial dan bidang simetri menengah.



Bidang simetri aksial bila bidang tersebut membagi kristal melalui dua sumbu

utama (sumbu kristal). Bidang simetri aksial ini dibedakan menjadi dua,

yaitu bidang simetri vertikal, yang melalui sumbu vertikal dan bidang simetri

horisontal, yang berada tegak lurus terhadap sumbu c. Bidang simetri menengah

adalah bidang simetri yang hanya melalui satu sumbu kristal. Bidang

simetri ini sering pula dikatakan sebagai bidang siemetri diagonal.



2.3.2 Sumbu simetri

Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat kristal,

dan bila kristal diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran

penuh akan didapatkan beberapa kali kenampakan yang sama. Sumbu simetri

dibedakan menjadi tiga, yaitu gire, giroide dan sumbu inversi putar. Ketiganya

dibedakan berdasarkan cara mendapatkan nilai simetrinya.

Gire, atau sumbu simetri biasa, cara mendapatkan nilai simetrinya adalah

dengan memutar kristal pada porosnya dalam satu putaran penuh. Bila terdapat

dua kali kenampakan yang sama dinamakan digire, bila tiga trigire (4),

empat tetragire (3), heksagire (9) dan seterusnya.



Giroide adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya dengan

memutar kristal pada porosnya dan memproyeksikannya pada bidang

horisontal. Dalam gambar, nilai simetri giroide disingkat tetragiroide ( ) dan

heksagiroide ( ).



Sumbu inversi putar adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai

simetrinya dengan memutar kristal pada porosnya dan mencerminkannya

melalui pusat kristal. Penulisan nilai simetrinya dengan cara menambahkan

bar pada angka simetri itu.



2.3.3 Pusat simetri

Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat

garis bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat kristal

dan akan menjumpai titik yang lain pada permukaan di sisi yang lain dengan

jarak yang sama terhadap pusat kristal pada garis bayangan tersebut.

Atau dengan kata lain, kristal mempunyai pusat simetri bila tiap bidang muka

kristal tersebut mempunyai pasangan dengan kriteria bahwa bidang yang

berpasangan tersebut berjarak sama dari pusat kristal, dan bidang yang satu

merupakan hasil inversi melalui pusat kristal dari bidang pasangannya.

2.4 Klasifikasi kristal

Dari tujuh sistem kristal dapat dikelompokkan menjadi 32 klas kristal. Pengelompokkan

ini berdasarkan pada jumlah unsur simetri yang dimiliki oleh

kristal tersebut. Sistem isometrik terdiri dari lima kelas, sistem tetragonal

mempunyai tujuh kelas, rombis memiliki tiga kelas, heksagonal mempunyai

tujuh kelas dan trigonal lima kelas. Selanjutnya sistem monoklin mempunyai

tiga kelas.

Tiap kelas kristal mempunyai singkatan yang disebut simbol. Ada dua

macam cara simbolisasi yang sering digunakan, yaitu simbolisasi Schon_ies

dan Herman Mauguin (simbolisasi internasional).

jenis batuan

Batuan terbentuk dari kombinasi dari satu atau lebih mineral yang biasanya terdiri dari unsur seperti oksigen, karbon, dan besi. Saat ini dikenal sekitar 3.000 jenis mineral yang berbeda di bumi. Berdasarkan kandungan mineral yang terdapat di dalamnya, teksturnya, serta strukturnya, batuan dibedakan menjadi tiga jenis.

Pertama, batuan bekuan tercipta sebagai hasil proses pendinginan bahan cair pijar yang berasal dari dalam bumi (magma). Batu jenis ini biasanya berbentuk hablur, tidak berlapis-lapis, dan tidak mengandung fosil. Berdasarkan cara terjadinya, batuan jenis ini terbagi atas batuan beku plutonik dan vulkanik.

Batuan beku plutonik berada di bawah kerak bumi dan berproses secara perlahan-lahan sehingga terjadi hablur yang mudah terlihat. Diorit, granit, dan gabro adalah batuan jenis ini. Sementara itu, batuan beku vulkanik berasal dari lava gunung berapi yang terlempar ke permukaan bumi, kemudian membeku sehingga memiliki hablur halus. Basal, obsidian, dan Lihat Sumbernya

geology story

Geologi merupakan ilmu yang mempelajari bumi. Disamping ilmu dasar kimia, fisika dan matematika, dalam geologi dipelajari unsur yang paling dasar yaitu batuan, yang meliputi berbagai jenis dan sifat-sifat fisik dan kimianya, proses kejadiannya, keberadaan serta susunannya dalam bagian terluar yaitu kulit bumi. Disamping itu geologi mempelajari proses-proses yang terjadi di bumi, baik dari dalam bumi seperti kejadian gunungapi, gempa bumi, dan dinamika pergerakan di bumi, maupun proses di permukaan seperti erosi, pengendapan dan perubahan lain terhadap batuan. Didalam pemanfaatan sumberdaya alam, geologi juga mempelajari secara lebih khusus tentang batuan dan mineral yang penting misalnya seperti emas, perak, tembaga, dan bahan lainnya untuk mineral industri, serta sumber enerji seperti keberadaan minyak dan gas bumi, panas bumi, batubara dan sumberdaya air. Dalam bidang keteknikan ahli geologi diperlukan dalam kaitannya dengan bangunan gedung tinggi, bendungan, jembatan, dan pengelolaan air tanah.